Gengam Aku dalam Doamu

Entah sudah berapa puisi kutulis untuk menceritakan semua tentangmu.
Mungkin tak akan ada habis.
Sebab aku ingin selamanya menuliskan tentangmu, tentang kita, tentang cinta.
Semoga kau tidak keberatan, ya?

Aku gemar menulis, sepertinya kau paham benar kesukaanku.

Setelah aku mencintaimu, penaku benar-benar jatuh hati kepadamu.

Entah...

Aku sendiri juga tidak mengerti mengapa penaku bisa sejatuh hati ini kepadamu.

Tersenyumlah untuk dirimu sendiri.

Tak perlu untukku pun, aku tak mengapa.
Sebab saat ini kita sedang diuji.
Melalui jarak.
Maka dari itu, sejauh apa pun kau dari jangkauanku.
Tetaplah tersenyum.

Seluka apa pun hatimu.

Maafkan aku jika belum sanggup menghadirkan pelukan untukmu.
Saat ini aku hanya bisa memelukmu lewat doa.

Jika kau begitu merasa hangat, tersenyumlah.

Sebab Tuhan telah menyampaikan salam rinduku untukmu.
Jangan menyerah dengan apa pun yang sedang kau hadapi saat ini.

Kuatlah.

Tegarlah.
Aku di sini.
Mendoakanmu.
Mendukungmu.
Pun juga mengkhawatirkanmu.

Selama aku belum sanggup hadir di tempatmu berada.

Berjanjilah untuk tetap baik-baik saja.
Tunggulah aku, sampai Tuhan benar-benar memberikan waktu itu.

Di mana kau dan aku, tak lagi perlu bersahabat dengan jarak.

Di mana kau dan aku, hanya sejengkal dari hembusan napas.
Aku percaya sesulit apa pun kita, kita sama-sama mampu melewatinya berdua.

Genggam aku dalam doa-doamu.

Ingat, aku akan selalu mencintaimu.
Setiap hari.
Setiap waktu. :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUTA’ALLIQAT BIL FI’LI

Allah Peluk Aku Sebentar Saja, Aku Lelah...

Pendekatan, Metode Dan Teknik