Pendekatan, Metode Dan Teknik
a) Pengertian Pendekatan (Madkhal)
Dalam pengajaran bahasa, ada
tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni
pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan
dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh
penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.
Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam
kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih. Untuk lebih jelasnya, akan
kami berikan suatu paparan tentang macam-macam pendekatan, diantaranya adalah :
§ Pendekatan Humanistik
(Humanistic Approach)
Yaitu sebuah pendekatan yang
memberikan perhatian kepada pembelajar sebagai manusia, tidak menganggapnya
sebagai benda yang merekam seperangkat pengetahuan. Pembelajaran bahasa menurut
pendekatan ini adalah bertujuan mempererat hubungan antara manusia dengan
berbagai ragam budaya dan pengalaman. Maka langkah pertama untuk merealisasikan
tujuan hal itu adalah dengan memberikan kesempatan kepada pembelajar yang
berbeda budaya dan pengalamannya itu untuk berdialog mengenai diri mereka.
Mengungkapkan perasaan mereka
serta bergantian mengungkapkan berbagai hal mengenai diri mereka. Proses ini
bisa memenuhi kebutuhan pembelajar untuk aktualisasi diri. Pendekatan ini tidak
lebih didalamnya berisi seperangkat pesan-pesan yang mendorong agar proses
pembelajaran lebih memberi perhatian pada siswa dan diberlakukan manusia
(manusiakan siswa).
§ Pendekatan Teknik (Media-Based
Approach)
Yaitu pendekatan yang
didasarkan pada pemanfaatan media pembelajaran dan teknik-teknik pendidikan.
Pendekatan ini berpendapat bahwa media dan teknik pembelajaran sangat berperan
dalam menyampaikan pengalaman belajar serta bisa merubah pengalaman belajar
menjadi pengalaman yang nyata (terindra).
Kesuksesan media dan teknik dan
proses pengajaran berdampak pada munculnya orientasi baru pada bidang pengajran
bahasa asing. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan cara untuk menjelaskan
makna kata, terkib-terkib serta konsep-konsep budaya baru dengan menggunakan
gambar-gambar, peta, lukisan, menghadirkan contoh yang nyata, kartun dan lain
sebagainya yang bisa membantu memahamkan siswa tentang pesan-pesan kata bahasa
asing. Namun ada beberapa kendala dalam pendekatan ini, diantaranya adalah
kurangnya materi pembelajaran baik serta tingginya biaya yang harus dikeluarkan
guru untuk menyiapkan media yang memenuhi standar yang diinginkan sesuai dengan
jumlah pengguna.
§ Pendekatan Analisis dan Non
Analisis
Adapun perbedaan antara
pendekatan analisis dan non analisis adalah sebagai berikut :
-
Pendekatan Analisis
Pendekatan Analisis mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada kebahasaan
2. Didasarkan pada kajian-kajian
ilmu sosial kebahasaan, semantik, dan proses bicara.
3. Menurut adanya needs
analysis kebahasaan dan metodologi kebahasaan modern.
4. Mengharuskan penyiapan materi
pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.
-
Pendekatan Non Analisis
Sedangkan pendekatan non
analisis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
· Didasarkan pada konsep psycholinguistic tokoh pendidikan
bukan pada konsep-konsep kebahasaan, pendekatan ini juga disebut
dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.
·
Didasarkan pada asumsi-asumsi
khusus terhadap siswa, dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan
bahasa bukan pembelajarannya.
§
Pendekatan Komunikatif (Communicative approach)
Yaitu pengajaran bahasa secara
konunikatif artinya pengajaran yang dilandasi oleh teori komunikatif atau
fungsi bahasa. Menurut pendekatan ini tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan
kemampuan komunikatif serta prosedur pengajaran keempat ketrampilan berbahasa
(mendengar, berbicara, membaca serta menulis) yang mengakui interdepensi atau
saling ketergantungan antara bahasa dan komunikasi. Teori tentang hakikat
bahasa yang melandasi pendekatan komunikatif ini adalah teori yang
menyatakan bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan
fungsional/komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa adalah untuk menolong
pembelajar mencapai kemampuan komunikatif.
B.
Metode (Thariqah)
a)
Pengertian Metode (Thariqah)
Metode secara umum adalah
segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik itu pengajaran
matematika, kesenian, olahraga, ilmu alam dan lain sebagainya. Secara semantik,
metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau
jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien.
Maksud dari Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah cara atau jalan yang
ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran bahasa Arab agar mudah
diterima, diserap, dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan.
Sebelum kita membahas
macam-macam metode terlebih dahulu disini disampaikan tentang hal yang harus
dijadikan pertimbangan dalam penggunaan sebuah metode yaitu :
a) Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa, tingkat
perkembangan akalnya serta kondisi sosial yang melingkupi kehidupan mereka.
b) Guru memperhatikan kaidah-kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran seperti
kaidah bertahap dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana
ke yang rumit dan dari yang jelas ke yang membutuhkan interpretasi, serta dari
yang konkrit ke yang bersifat abstrak.
c) Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan
pelajaran.
d) Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi serta membangkitkan sikap kreatif.
Setelah kita membahas tentang
hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode maka pembahasan kita
selanjutnya adalah tentang metode-metode yang telah berkembang dalam
pembelajaran, yaitu:
ü Metode Nahwu wa tarjamah
Dari yang telah kita ketahui
bahwa dalam penerapan metode ini banyak menekankan pada penggunaan
nahwu (tata bahasa) dan praktik penerjemahan dari bahasa dan ke dalam bahasa
sasaran. Metode ini bahkan harus kita akui sebagai metode yang paling populer
digunakan dalam pembelajaran bahasa baik di sekolah, pesantren maupun di
perguruan tinggi.
ü Thariqah Mubassyaroh (Metode
Langsung/Direct Method) atau Metode Berlitzq (Berlitz Method)
Metode ini lahir sebagai reaksi terhadap penggunaan metode
nahwu wa tarjamah yang mengajarkan bahasa seperti bahasa yang mati. Dan
sebelumnya sejak tahun 1850 telah banyak muncul propaganda yang menyampaikan
agar menjadikan penajaran bahasa itu hidup menyenangkan dan efektif. Sehingga
secara cepat lahirlah metode pembelajaran baru yang disebut dengan metode
langsung.
ü Thariqah Sam’iyah Syafawiyah (Audio
Lingual Method)
Metode ini sebagai respon bagi
2 hal penting pada tahun 50-an dan 60-an yaitu :1) studi bahasa yang dilakukan
oleh ahli jiwa dan ahli bahasa terhadap bahasa-bahasa lisan Hindia diwilayah
Amerika serikat, 2) perkembangan sarana komunikasi antar bangsa yang bisa
mendekatkan jarak antara mereka dan adanya kebutuhan mempelajari bahasa asing
tidak hanya digunakan untuk membenci tetapi untuk komunikasi langsung antar
mereka. Kedua hal ini mendorong untuk
melihat kembali fungsi bahasa yang tidak hanya untuk
komunikasi bahasa lisan atau transfer budaya manusia, akan tetapi bahasa
sebagai alat untuk merealisasikan komunikasi lisan.
ü Thariqah Qira’ah (Reading
Method)
Metode ini lahir dari pemikiran
para ahli pengajaran asing pada awal abad 20. Teori ini dipelopori oleh
beberapa ahli pendidikan Inggris dan Amerika. Mereka perpendapat bahwa belajar
membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang-orang yang belajar bahasa
ketimbang berbicara. Karena mereka menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang
paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa, tetapi juga karena hal
itulah yang paling mudah.
ü Metode Alami (Natural Method)
Metode Alami (Natural Method) disebut
demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya
pelajaran bahasa ibu sendiri.
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan
metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam
bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu
dimana kamus bahasa anak didik dapat digunakan.
ü Metode Percakapan
(Conversational Method)
Metode Percakapan
(Conversational Method) adalah mengajaran bahasa asing dengan cara langsung
mengajak murid-murid bercakap-cakap atau berbicara didalam bahasa asing yang
sedang diajarkan.
ü Metode mendengar dan
mengucapkan (Phonetic Method)
Metode ini mengutamakan ear
training dan speak training yaitu cara enyajikan pelajaran bahasa asing melalui
latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan
mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahas asing yang sedang dipelajari.
ü Metode Praktis (Practice
Theory Method)
Metode ini sesuai dengan
namanya, lebih menekan pada kemampuan praktis dari teori. Jadi disini, yang
dipentingkan adalah bagaimana siswa atau anak didikdapat mampu berbahasa asing
secara praktis bukan teoritis.
ü Metode Bicara Lisan Oral
Method)
Metode ini adalah hampir sama
dengan metode phonetic dan reform method; tetapi pada oral-method adalah
menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penuturan dengan
mulut. Melatih mulut untuk bias lancer berbicara (fluently), keserasian dan
spontanitas.
Melatih lisan atau mulut agar pengucapan bahsa asing itu
bisa tepat berbunyi, tidak terdengar janggal. Latihan-latihan sistem bunyi
melaui bibir, melatih ketepatan pengeluaran huruf-huruf kerongkongan, pangkal
lidah dan sebagainya.
ü Metode Praktik Pola-pola
Kalimat (pattern practice method)
Penerpan terpenting metode ini
ialah dengan melatih murid-murid secara praktik langsung mengucapkan pola-pola
kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang
dimaksud oleh pola kalimat tersebut.
Jadi, pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih
dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara
berangsur-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang
sederhana sampai rumit. Murid-murid memnag harus mengucapkan, melakukan, sampai
menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai
membudaya.
ü Metode dikte atau imla’
(dictation method)
Dictation method memusatkan
tujuannya untuk banyak melatih siswa secara berulang-ulang sehingga mencapai
kemampuan menuliskan kata-kata/kalimat atau ejaan-ejaan bahsa asing tersebut
dengan betul/terhindar dari banyak kesalahan.
ü Metode Translation
(translation Method)
Yaitu metode menerjemahkan
dengan kata lain menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku bacaan
berbahasa asing kedalam bahsa sehari-hari, dan buku bacaa tersebut tentunyya
telah direncanakan sebelumnya.
Pada dasarnya metode ini tepat diterapkan bagi mereka
yang memiliki kemampuan bahasa yang cukup. Paling tidak vocabulary
(perbendaharaan kata-kata)nya. Sudah cukup memadai.
ü Metode unit (unit Method)
Unit artinya : bagian-bagian yang memiliki kesatuan lengkap
dan bulat. Dengan kata lain metode unit merupakan suatu cara menyajikan
pelajaran bahasa asing melalui unit kesatuan pengertian yang utuh dan lengkap.
ü Metode Meniru dan Menghafal
(mim mem method)
Metode ini sering dikenal
sebagai informal-drill method. Bila dibandingkan dengan metode lain, metode
informat-drill memiliki ciri khusus. Menurut metode ini mengucaokan kosa kata,
struktur kalimat dengan menirukan ucapan guru akan mudah diingat dan terbiasa
bagi anak didik, karena langsung didemonstrasikan.
ü Metode Kejiwaan (psychology
Method)
Metode ini dalam pengajaran
bahasa asing sangat memperhatikan keadaan jiwa, kesukaan hati, atau apa yang
mereka senangi. Disamping itu penyampaian bahan-bahan materi pelajaran sangat
diperhatikan kadar atau perkembangan kemampuan para siswa, yang disesuaikan
dengan daya tangkap pemikiran mereka.
ü Metode memperhatikan situasi
(situation Method)
Metode ini paling serasi dengan
ilmu jiwa dan nama relevan denga teori kurikulum. Tetapi bagi guru yang kurang
imajinasi atau kurang punya kemampuan aktif berbicara dalam bahasa asing yang
akan diajarkan.
ü Metode membentuk kembali
kalimat-kalimat baru (Reform Method)
Yaitu memahami dengan baik
bahan-bahan pelajaran dari guru lalu murid mampu menyusun kembali denagn
kreatifitas atau imajinasi, baik secara lian maupun tulisan.
ü Metode Dasar-Dasar Bahasa
(Basic Method)
Metode ini mengutamakan agar
menguaai dasar-dasar, kata-kata dasar, akar kata, dan lain-lain.
ü Metode Bahasa Rangkap/metode
dwi bahasa (Dual Language Method)
Metode ini adalah kelanjutan dari cognate method, bukan saja menginvertaris
dan mengidentifikasi kata-kata yang sama atau arti yang sama, tapi lebih jauh
lagi, semua segi disbanding-bandingkan antara bahasa asing yang dipelajari
dengan bahasanya anak didik.
ü Metode persamaan kata-kata
(Cognate Method)
Metode ini mengutamakan persamaan kata yang sama, akar kata
yang sama, huruf-huruf, ataupun arti yang sama, dengan bahasa murid yakni
dengan bahasa Indonesia.
ü Metode Pengontrolan Bahasa
(language – Control Method)
Yaitu penyajian pelajaran dengan cara mengajarkan kosa kata
sebanyak-banyaknya, struktur-struktur kalimat dan istilah-istilah tertentu yang
bersahaja (metode penyederhanaan).
ü Metode Campuran (Ecletic
Method)
Yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahas asing didepan
kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya metode
direct dengan meted grammar translation bahkan dengan metode reading sekaligus
dipakai dalam suatu kondisi pengajaran.[2]
C.
Teknik (Uslub)
a)
Pengertian Teknik (Uslub)
Sebagaimana telah diketahui
pada penjelasan sebelumnya tentang pendekatan dan metode, ketiganya adalah
merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam proses pengajaran, maka
setelah kita mengetahui pengertian masing-masing dari pengertian pendekatan dan
pengertian metode, selanjutnya kita akan memahami pengertian teknik dalam
pengajaran. Teknik pengajaran merupakan operasionalisasi metode. Karena itu,
teknik pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-langkah tersebut
haruslah terkait erat dengan bingkai umumnya yaitu metode.
Pengaturan, penyusunan dan gaya
mengajar sangat tergantung pada guru serta ketrampilan kepribadian guru dalam
mengelola kelas, karena semua hal ini akan dipengaruhi oleh perbedaan situasi dan
kondisi. Oleh sebab itu tidak bisa dikatakan bahwa ini adalah metode yang
terbaik, ini adalah teknik yang terbaik yang cocok untuk segala situasi dan
kondisi pengajaran. Perbedaan tujuan, materi, siswa serta perbedaan guru
membutuhkan teknik/stategi yang berbeda dalam sebuah penerapan metode.
Berikut ini adalah penjelasan
seputar teknik/strategi pembelajaran yang meliputi empat ketrampilan bahasa.
v Teknik Pembelajaran Istima’ (Menyimak)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karenaistima’ adalah
sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam
tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrodat,
bentuk-bentuk jumlah dan taraakib. Dan
dengan istima’ pula kita bisa menguasai
ketrampilan-ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qira’ah dan kitabah.
v Teknik Pembelajaran Kalam (Berbicara)
Kemampuan untuk menyusun
kata-kata yang baik dan jelas mempunyai dampak yang besar dalam hidup manusia.
Baik untuk mengungkapkan pikiran-pikiran atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Berbicara dengan bahasa asing merupakan ketrampilan dasar yang menjadi tujuan
dari beberapa tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai
sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
v Teknik Pembelajaran Qira’ah (Membaca)
Membaca merupakan materi
terpenting di antara materi pelajaran. Oleh sebab itu membaca merupakan sarana
yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa. Membaca adalah salah satu
ketrampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan
huruf-huruf atau kata-kata akan tetapi sebuah ketrampilan yang melibatkan
berbagai kerja akal dan pikiran.
v Teknik pembelajaran kitabah
(menulis)
Diantara
ketrampilan-ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis adalah ketrampilan
tertinggi dari empat ketrampilan berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana
berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya tidak terbatas
oleh tempat dan waktu.
§ Kemampuan menulis dengan tujuan yang benar
§ Memperbaiki khoth
§ Kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail.
KESIMPULAN :
KESIMPULAN :
- Pendekatan
dalam proses pembelajaran adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara
satu dengan yang lainnya saling terkait.
- Sebaiknya
dalam sebuah pembelajaran manusia/siswa (pembelajar) tidak hanya dijadikan
benda (pendengar) saja, namun dijadikan sebagai pembelajar yang aktif
tidak hanya merekam seperangkat pengetahuan.
- Metode secara
umum sangat penting dalam segala hal yang termuat dalam setiap proses
pengajaran. Karena metode bisa diberi arti sebagai pemilih, penyusun serta
penyaji materi-materi yang akan disampaikan.
- Pendekatan,
metode dan teknik, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak
terpisah dalam proses pengajaran.
Daftar pustaka
Drs. H. Tayar Yusuf & Drs.
Syaiful Anwar. 1994. Metodologi
Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Bandar Lampung : PT Raja Grafindo Persada
http://faldzataruhiya.blogspot.co.id/2014/08/pengetian-dari-pendekatan-metode-dan.html
Komentar
Posting Komentar