Ya Rasulullah...
Betapa bahagianya dirimu di sisi Allah.
Betapa beruntungnya dirimu menjadi pilihanNya.
Betapa beruntungnya dirimu menjadi utusanNya.
Dikaulah penghulu sekalian Nabi
Pembawa rahmat buat sekalian alam.
Pembawa rahmat buat sekalian alam.
Ya Rasulullah…
Aku rindu padamu...
Aku dambakan pertemuan denganmu ya Rasulullah.
Seringkali aku bertanya pada diri ini.
Aku belum sempat bertemu denganmu ya Rasulullah.
Terpilihkah diriku ini untuk bertemu denganmu di akhirat sana?
Ingin sekali kutatap wajah indahmu.
Kutadahkan tangan ini memohon pada Illahi
Agar aku dapat dipertemukan denganmu.
Agar aku dapat dipertemukan denganmu.
Ya Rasulullah…
Walaupun kita tidak pernah bersua,
sirahmu menjadi pedoman hidupku.
sirahmu menjadi pedoman hidupku.
Engkaulah qudwahku. Betapa hebatnya perjuanganmu.
Betapa tabahnya dirimu menerima tarbiah dari Allah.
Malu diri ini berkata-kata.
Ya Rasulullah…
Diri ini pernah berjanji untuk mengamalkan sunnahmu.
Diri ini juga pernah berjanji untuk menyambung rantai perjuanganmu.
Namun,seringkali aku lalai dalam berjuang.
Seringkali diri ini terasa lemah.
Penat dan letih ya Rasulullah.
Kaki ini telah gagal untuk terus melangkah.
Aku gagal,ya Rasulullah.
Disaat diriku mendambakan dirimu bersamaku.
Ingin aku adukan padamu kepedihan yang aku rasa.
Ingin aku adukan kesakitan yang aku derita.
Ingin aku adukan segala-galanya ya Rasulullah.
Malu diri ini untuk berhadapan denganmu.
Aku malu dengan pengakuanku.
Namun itulah yang aku lalui.
Namun itulah yang aku lalui.
Kucoba menelusuri sirahmu, ya Rasulullah.
Mencari-cari semangat juang yang engkau tinggalkan.
Mengutip kembali segenggam tabah yang engkau wariskan.
Tapi aku tetap gagal untuk bangun dari kejatuhanku.
Lalu kucoba lagi, ya Rasulullah.
Ku usap butir jernih yang jatuh tanpa henti.
Ku kutip sisa-sisa semangat yang masih berkaki.
Aku akan terus mencoba, ya Rasulullah.
Andai harta yang jadi taruhan
Andai nyawa yang harus dikorbankan
Akan aku buktikan.
Andai nyawa yang harus dikorbankan
Akan aku buktikan.
Komentar
Posting Komentar